Friday, April 19, 2024
Google search engine
HomeKeluargaPelajaran KeluargaSEKOLAH ANAK YANG PERTAMA

SEKOLAH ANAK YANG PERTAMA

Rencana Allah Semula dalam Pendidikan
[AkhirZaman.org] Sistem pendidikan yang diadakan di Taman Eden berpusat di sekitar keluarga. Adam adalah “anak Allah” (Luk. 3:38), dan dari Bapanyalah anak-anak Yang Maha Tinggi itu menerima pengajaran. Dalam arti yang sebenarnya, sekolah mereka itu ialah suatu sekolah keluarga.

Dalam rencana pendidikan Ilahi sebagaimana telah disesuaikan kepada keadaan manusia berdosa, Kristus berdiri sebagai wakil Bapa, yang menjadi mata rantai penghubung di antara Allah dan manusia; Dia adalah Guru Besar bagi menusia. Maka Ia menentukan supaya para pria dan wanita yang menjadi wakil-wakil-Nya. Keluarga itulah sebuah sekolah, dan para ibu bapa adalah guru-gurunya.

Pendidikan yang berpusat di dalam keluarga ialah pendidikan yang berlaku pada zaman leluhur dahulu kala. Pada sekolah-sekolah yang didirikan dengan cara demikian, Allah menyediakan kondisi yang sangat baik untuk perkembangan tabiat. Orang-orang yang dibawah pimpinan-Nya masih terus menjalankan rencana kehidupan yang telah ditentukan-Nya sejak mula pertama. Orang-orang yang meninggalkan Allah membangun bagi dirinya kota-kota, dan oleh berkumpul di kota-kota itu, bermegah-megah dalam kemuliaan, kemewahan, dan kejahatan yang membuat kota-kota pada zaman ini menjadi kesombongan dunia dan kutuknya. Akan tetapi orang-orang yang berpegang teguh kepada prinsip kehidupan Allah tinggal di tengah-tengah ladang dan bukit-bukit. Mereka adalah pekerja di ladang-ladang dan pemelihara kawan ternak dan hewan-hewan; maka di dalam kehidupan yang bebas dan berdiri sendiri ini, dengan segala kesempatan untuk bekerja dan belajar serta mengadakan renungan, mereka belajar tentang Allah lalu mengajar anak-anak mereka tentang segala perbuatan tangan dan jalan-jalan-Nya. Inilah metode pendidikan yang Allah inginkan untuk didirikan di antara orang Israel.

Dalam kehidupan biasa, keluarga itulah menjadi sekolah dan jemaat, para ibu bapa yang menjadi guru-gurunya dalam keduniaan dan juga dalam bidang keagamaan.

Lingkungan Keluarga ialah Sebuah Sekolah
Dalam hikmat-Nya, Tuhan telah memutuskan supaya keluarga itu menjadi perwakilan pendidikan yang paling besar dari semuanya. Di dalam rumah tanggalah pendidikan harus dimulai. Di sinilah sekolahnya yang pertama. Di sini, ibu bapanya sebagai guru-gurunya, ia harus belajar segala pelajaran yang akan memimpin dia sepanjang umur hidupnya, yaitu pelajaran tentang penghormatan, rasa takut dan hormat, dan pengendalian diri. Pengaruh pendidikan rumah tangga itu adalah suatu kuasa yang pasti untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Pengaruh tersebut di dalam banyak hal diam-diam dan pelahan-lahan, tetapi kalau dikerahkan pada pihak yang benar, pengaruh-pengaruh itu menjadi suatu kuasa yang jauh pengaruhnya untuk kebenaran dan keadilan. Kalau anak itu tidak diajar dengan benar di sini, Setan akan mendidik dia melalui perwakilannya sediri. Kalau demikian, alangkah pentingnya sekolah di dalam rumah tangga itu!

Pandanglah kepada lingkungan keluarga itu sebagai suatu sekolah pendidikan, di mana engkau sedang menyediakan anak-anakmu untuk melaksanakan tugas-tugas mereka di rumah tangga, dalam masyarakat, dan di dalam jemaat. 

Terutama Pentingnya Pendidikan Rumah Tangga
Suatu kenyataan yang menyedihkan, hampir diakui dan disesalkan di seluruh dunia, bahwa pendidikan dan latihan rumah tangga bagi orang-orang muda pada zaman ini telah dilalaikan.

Tidak ada lagi lapangan usaha yang lebih penting daripada yang diserahkan kepada para pembangun dan para pemelihara rumah tangga. Tidak ada lagi suatu pekerjaan yang dipercayakan kepada manusia yang ada kaitannya dengan perkara-perkara yang lebih besar atau jauh lebih berpengaruh daripada pekerjaan para bapa dan ibu.

Para pemuda dan anak-anak pada zaman inilah yang menentukan masa depan masyarakat, dan apakah yang menjadi sebab mengapa para pemuda dan anak-anak ini bergantung kepada rumah tangga. Oleh kekurangan pendidikan yang benar inilah didapati bagian yang terbesar dari penyakit, kesengsaraan, dan kejahatan yang mengutuk manusia. Kalau kehidupan rumah tangga itu suci dan benar, kalau anak-anak yang keluar dari penjagaan rumah tangga itu telah disediakan untuk menghadapi segala kewajiban hidup dan bahayanya, betapa adanya suatu perobahan yang akan kelihatan dalam dunia ini.

Yang Lain menjadi Nomor Dua
Setiap anak yang didatangkan ke dunia ini adalah milik Yesus Kristus, itu sebabnya ia harus dididik dengan pengajaran dan teladan untuk mengasihi dan menurut Allah; tetapi lebih banyak jumlah ibu bapa yang melalaikan tugas yang diberikan Allah kepada mereka, oleh kegagalan mendidik dan mengajar anak-anaknya, sejak anak-anak itu mulai berpikir untuk mengenal dan mengasihi Kristus. Oleh usaha yang sungguh-sungguh para ibu bapa harus mengamati pikiran yang sedang berkembang dan sudi menerima pelajaran serta menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan rumah tangga sebagai nomor dua terhadap kewajiban yang positif, yang telah dianjurkan Allah kepada mereka itu, yaitu mendidik anak-anak mereka di dalam nasihat dan pemeliharaan Tuhan.

Para ibu bapa sekali-kali tidak boleh membiarkan keluh kesah dari perusahaannya, adat istiadat dunia, dan mode dunia yang mengendalikan kuasa mereka itu sehingga mereka melalaikan anak-anak mereka ketika anak-anak masih bayi dan gagal memberikan kepada anak-anak itu pengajaran yang pantas pada waktu usia mereka semakin bertambah.

Suatu alasan yang paling besar mengapa begitu ganyak kejahatan di dalam dunia pada zaman ini ialah karena para ibu bapa memenuhi pikiran mereka dengan perkara-perkara lain daripada yang terpenting, yaitu bagaimana menyesuaikan diri mereka kepada pekerjaan mengajar anak-anak mereka dengan lemah lembut dalam jalan-jalan Tuhan. Kalau kiranya tirai itu dapat dibukakan, seharusnya kita dapat melihat lebih banyak, sangat banyak anak yang telah sesat, telah hilang dari pengaruh-pengaruh yang baik oleh kelalaian yang demikian ini. Hai para ibu bapa, mempukah kamu melakukan yang demikian dalam pengalamanmu? Engkau seharusnya tidak mempunyai pekerjaan yang penting lain lagi, sehingga dicegah engkau memberikan kepada anak-anakmu segala waktu yang perlu untuk menjadikan mereka memahami apakah artinya menurut dan berharap kepada Tuhan dengan sepenuhnya …. Apakah yang akan kamu tuai sebagai upah segala usahamu? Engkau akan menemukan anak-anakmu berada di sampingmu, suka membantu dan kerja sama dengan engkau dalam jurusan yang engkau anjurkan. Maka pekerjaanmu itu akan berjalan dengan lancar.

Perwakilan Pendidikan Allah dalam Sekolah Rumah Tangga
new-evangelization-family-reading-bible CopyDalam arti yang khusus haruslah para ibu bapa memandang dirinya sediri sebagai wakil Allah untuk mengajar anak-anak mereka, seperti yang dilakukan oleh Abraham, untuk memeliharakan jalan-jalan mengetahui apakah jalan Tuhan itu, supaya mereka dapat mengajarkannya kepada rumah tangganya. Nabi Mikha berkata, “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik, dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8). Supaya dapat menjadi guru, hendaklah para ibu bapa menjadi pelajar, mengumpulkan terang senantiasa yang dari perkataan Allah dan oleh nasihat dan teladan membawakan terang yang indah itu ke dalam pendidikan anak-anak mereka. 

Dari terang yang diberikan Allah kepadaku, saya mengetahui bahwa suami dan isteri dalam rumah tangga menjadi pendeta, dokter, perawat, dan guru, mengikat anak-anak mereka kepadanya dan kepada Allah, mendidik mereka itu supaya menghindarkan segala sifat, agar satu waktu kelak tidak melawan pekerjaan Allah di dalam tubuh, serta mengajar mereka itu merawat semua bagian dari anggota tubuh yang hidup.

Sang ibu haruslah selamanya menjadi yang terkemuka di dalam pekerjaan mendidik anak-anak ini; sedangkan kewajiban-kewajiban yang tekun dan penting terletak kepada pundak bapa, seorang ibu, oleh pergaulan yang senantiasa dekat dengan anak-anaknya, khususnya ketika mereka masih kecil, menjadi pendidik dan teman mereka yang istimewa. Ia harus memperhatikan dengan saksama dalam mempertumbuhkan kebersihan dan peraturan pada diri anak-anaknya, memimpin mereka itu dalam membentuk tabiat dan selera yang benar; ia harus melatih supaya rajin, percaya pada diri sendiri, dan suka menolong orang lain; supaya hidup dan bertindak serta bekerja yang seolah-olah mereka selalu di dalam pemandangan Allah.

Kakak-kakak perempuan dapat mengerahkan pengaruh yang kuat kepada anggota-anggota keluarga yang lebih muda. Anak yang lebih muda, oleh menyaksikan teladan dari yang lebih tua, akan lebih terpimpin lagi oleh prinsip meniru dari nasihat-nasihat yang diberikan berulang-ulang. Anak gadis yang lebih dewasa haruslah selamanya merasa berkewajiban sebagai seorang Kristen untuk membantu ibu dalam bebannya yang berat itu.

Para ibu bapa haruslah menggunakan banyak waktunya di rumah. Oleh nasihat dan teladan mereka harus mengajar anak-anak mereka tentang cinta dan takut akan Allah mengajar mereka itu supaya cerdik, suka bergaul dan berbelaskasihan; mempertumbuhkan kebiasaan kerajinan, penghematan, dan penyangkalan diri. Dengan memberikan kapada anak-anak mereka kasih, sambutan cinta, dan kegembiraan di rumah, para ibu bapa boleh menyediakan bagi mereka suatu tempat pertahanan yang selamat dan menyambut penyegaran dari banyak penggodaan dunia ini.

Persiapan untuk Sekolah Gereja
Di dalam sekolah rumah tangga itulah anak-anak kita pria dan wanita dipersiapkan untuk memasuki Sekolah Gereja. Haruslah para ibu bapa mengingat ini senantiasa, dan sebagai guru dalam rumah tangga, mereka harus mengerahkan segala kuasa keadaannya kepada Allah, agar mereka boleh menggenapkan tugas mereka yang kudus dan mulia. Pengajaran yang rajin dan setia dalam rumah tangga adalah persiapan paling baik yang dapat diterima oleh anak-anak sekolah untuk kehidupan.

Perintah Allah harus Ditinggikan
Kita mempunyai peraturan dalam Alkitab yang menjadi penuntun bagi semua orang, baik para orangtua dan anak-anak, suatu standar yang tinggi dan kudus dan tidak boleh ditolak, Perintah Allah itu haruslah ditinggikan. Biarlah ibu dan bapa di didalam keluarga membentangkan sabda Allah itu di hadapn-Nya, yang menyelidik hati, dan bertanyalah dengan sungguh-sungguh, “Apakah yang dikatakan Allah?”

Ajarkanlah anak-anakmu untuk mengasihi kebenaran karena itu adalah kebenaran, dan mereka haus disucikan melalui kebenaran supaya mereka layak berdiri pada pemeriksaan agung itu, menentukan dengan segera apakah mereka layak memasuki pekerjaan yang mulia dan menjadi anggota keluarga kerajaan, dan menjadi anak-anak Kerajaan Sorga.

Bersedia Menghadapi Pertentangan yang Akan Datang
Setan sedang menyusun rombongan yang besar; dan apakah kita telah bersedia untuk menghadapi pertentangan besar yang sudah ada di hadapan kita? Sudahkah kita mempersiapkan anak-anak kita menghadapi krisis yang besar itu? Apakah kita sudah persiapkan diri kita dan penghuni rumah tangga kita untuk memahami kedudukan musuh-musuh itu dan cara bagaimana dia berperang? Apakah anak-anak kita sudah membentuk sifat-sifat yang tegas, sehingga sanggup bertahan dan tidak menyerah pada prinsip apa pun dan dalam tugas? Saya berdoa kiranya kita semua boleh memahami tanda-tanda akhir zaman, dan supaya dapat menyediakan diri kita dan anak-anak kita pada masa pertentangan nanti, dan semoga Allah menjadi benteng perlindungan dan pertahanan kita.

 

-RTA

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?