Friday, April 26, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian SEMUA PERBUATAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN

[RH] SEMUA PERBUATAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN

“Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pengkhotbah 12: 14).

[AkhirZaman.org] Pokok pembicaraan tentang tanggung jawab pribadi manusia dimengerti oleh hanya sedikit orang; padahal itu adalah suatu perkara yang sangat penting. Kita masing-masing boleh turut dan hidup, atau kita boleh melanggar hukum Allah, menentang kekuasaan-Nya, dan menerima hukuman yang setimpal. Jadi kepada setiap jiwa pertanyaan datang dengan kuat, apakah saya akan mengikuti suara dari surga, sepuluh firman yang diucapkan dari Sinai, atau apakah saya akan pergi dengan orang banyak yang menginjak-injak hukum yang hebat itu? 

Bagi mereka yang mengasihi Allah akan menjadi kesukaan tertinggi untuk memelihara hukum-hukum-Nya, dan melakukan perkara-perkara yang berkenan kepada pemandangan-Nya. Tetapi hati alami benci akan hukum Allah, dan berperang melawan tuntutan-tuntutannya yang suci. Manusia menutup jiwa mereka dari terang llahi, menolak untuk berjalan di dalamnya ketika terang itu bercahaya ke atas mereka. Mereka mengorbankan kesucian hati, kebaikan Allah, dan harapan mereka terhadap surga, untuk memperoleh kepuasan dlri dan duniawi.

Sang pemazmur mengatakan, “Taurat Tuhan itu sempurna” (Mazmur 19:8). Alangkah ajaib dalam kesederhanaannya, pengertian dan kesempurnaannya, hukum Yahwe itu! Begitu singkat sehingga kita dengan mudah dapat memasukkan setiap hukum itu dalam ingatan, namun begitu jauh menjangkau karena hendak menyatakan segenap kehendak Allah, dan mengambil pengetahuan, bukan hanya terhadap tindakan-tindakan secara luar, melainkan terhadap pemikiran dan nlat, kelnginan dan emosi, terhadap hati. Hukum-hukum manusia tidak dapat melakukan hal ini. Hukum-hukum manusia itu hanya dapat mengurus tindakan-tindakan secara luar. Seorang manusia mungkin seorang pelanggar, namun menyembunyikan perbuatannya yang salah dari mata manusia; la mungkin seorang penjahat—seorang pencuri, seorang pembunuh, atau seorang pezina—tetapi selama ia tidak ketahuan, hukum tidak dapat menuduhnya sebagai bersalah. Hukum Allah mencatat tentang kecemburuan, permusuhan, kebencian, kejahatan, balas dendam, hawa nafsu, dan ambisi yang melanda jiwa, tetapi tidak ada pernyataan dalam tindakan secara luar, oleh sebab kesempatan, bukan kemauan, yang kurang. Dan emosi-emosi berdosa ini akan dipertanggungjawabkan pada hari ketika Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pengkhotbah 12:14).

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?