Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomePendalamanRenungan Harian PENURUTANLAH NILAINYA

[RH] PENURUTANLAH NILAINYA

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Luk 10:27

[AkhirZaman.org] Pertanyaan yang diajukan ahli taurat itu kepada Kristus adalah salah satu sebab dan akibat yang penting. Orang-orang Farisi yang menyuruh ahli taurat itu menanyakan pertanyaan ini mengharapkan Tuhan Yesus menjawabnya sedemikian rupa sehingga mereka dapat menemukan sesuatu terhadap Dia di mana mereka dapat menuduh dan menyalahkan Dia di muka orang banyak. Kepribadian Kristus yang teguh, kebijaksanaan dan kuasaNya berbicara, merupakan sesuatu yang mereka tidak dapat mengerti.

Ketika pertanyaan ini diajukan oleh ahli taurat itu, Kristus mengetahui bahwa ini dianjurkan oleh musuh-musuhNya yang paling sengit, yang memasang jerat untuk menangkapNya melalui perkataanNya. Tuhan Yesus menjawab pertanyaan itu dengan menempatkan kewajiban ke atas ahli taurat itu untuk menjawab pertanyaannya sendiri di muka orang banyak itu. “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana? Jawab orang itu, Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kata Yesus kepadanya, Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup” (Lukas 10:26-28). Penurutan kepada hukum-hukum Allah adalah nilai hidup yang kekal.

Ada suatu pekerjaan yang maha luas dan dalam yang harus diselesaikan pada bangsa manusia yang jatuh. lni adalah penafsiran yang benar mengenai pertobatan yang tulen. Hukum Allah itu sempurna, menobatkan jiwa. Jawab terhadap pertanyaan ini, sebagaimana yang dikemukakan oleh ahli taurat itu, mengartikan kewajiban manusia secara keseluruhan, yang sedang mencari hidup yang kekal. Ahli taurat itu tidak sanggup mengelakkan pertanyaan itu yang begitu langsung dinyatakan dengan terarah terhadap syarat—syarat memperoleh hidup yang kekal. la mengerti bahwa hal itu ada sangkut-pautnya, dan kebutuhan menjawab tuntutan-tuntutan hukum dalam mengasihi Allah di atas segala-galanya, dan sesamanya manusia seperti dirinya sendiri. la mengetahui bahwa kedua hal ini belum dilakukannya, dan keyakinan terhadap kelalaiannya untuk menuruti empat hukum yang pertama dan enam hukum yang terakhir dengan jelas digolongkan dalam kata-kata undang-undang Allah yang kudus itu ditanamkan oleh Roh Suci pada hatinya. la melihat dirinya sendiri ditimbang dalam neraca bait suci dan kedapatan ringan adanya. la tidak melayani Allah dengan sekuat kuasanya, oleh sebab ia tidak mengasihiNya di atas segala-galanya, dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya, dan dengan segenap kekuatannya, dan dengan segenap akal budinya. Kekurangan secara menentukan dalam tuntutan ini terhadap hukum Yehova, maka ia secara menemukan pula gagal mengasihi sesamanya manusia seperti dirinya sendiri. Jadi, di muka orang banyak ia sendiri telah memberi ringkasan kata-kata mengenai syarat-syarat injil untuk memperoleh hidup yang kekal yang berlaku bagi setiap anggota keluarga manusia, yang sedang berdiri di hadapan Allah sekarang.—Manuscript 45, 26 Juli 1900, “Apa bedanya Sekam dan Gandum?”

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?