Saturday, April 20, 2024
Google search engine
HomePendalamanNubuatanPERINGATAN TERAKHIR (3)

PERINGATAN TERAKHIR (3)

 

[AkhirZaman.org] Pemahaman pernyataan tematis di dalam Wahyu 14-16 menyebabkan beberapa umat Tuhan yang begitu rindu dengan kedatangan Kristus kedua kali memasukkan ketujuh bala sebagai “bagian integral dari pekabaran malaikat ketiga.” Dan pengacuan malaikat kepada momok penyiksaan terus menerus” dengan api dan belerang di depan malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba” (Wahyu 14:10) menuntun mereka kepada kesimpulan bahwa yang terlihat di sini adalah lebih daripada kematian. Ia memandang di dalam penghakiman ini kengerian-kengerian dari “kematian kedua di akhir masa 1000 tahun dalam Wahyu 20.” Sesungguhnya, hanya pada akhir millenium itulah, ketika balatentara “Gog dan Magog” berkumpul di sekeliling perkemahan umat Tuhan, maka api turun dari surga dan melalap orang-orang jahat (Wahyu 20:7-9).

Peringatan yang khidmat dan keras tentang kedatangan murka Allah oleh malaikat ketiga adalah “undangan terakhir belas kasihan kepada dunia.” Baginya, pemahaman yang benar tentang pekabaran tiga lapis ini adalah teramat penting: “nasib jiwa-jiwa bergantung kepada cara bagaimana pekabaran tiga malaikat diterima.”

Pekabaran ini akan mematangkan tuaian seluruh bumi, baik bagi kekekalan ataupun bagi tujuh bala terakhir. Melalui standar Ilahilah sekarang para penyembah Allah diuji dan dimeteraikan. Namun jaminan ditambahkan bahwa umat sisa yang terakhir dari Israel yang sejati akan berdiri dalam ujian di hadapan Tuhan, karena mereka “menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus” (Wahyu 14:12; cf. Wahyu 7:1-4; 14:1-5).

Maka, malaikat ketiga menyatakan juga seruan mendesak kepada semua pencari Tuhan untuk memilih Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi dan untuk tetap setia kepada-Nya dalam melalui krisis terakhir. Hanya Yesus sajalah “yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang” (1 Tesalonika 1:10)

Tujuh hukuman penghakiman dalam Wahyu16 bukanlah ledakan penghukuman yang tidak terduga-duga dari Allah yang merasa tersinggung. Sebaliknya, hukum itu adalah pernyataan yang teratur dari kutukan-kutukan perjanjian terakhir yang dikenakan kepada umat perjanjian yang terus-menerus murtad.

Imamat 26 menyatakan sebuah prototipe dari penghakiman-penghakiman ini. Di sana Tuhan memperingatkan bangsa Israel akan akibat-akibat dari perzinahan mereka dan penolakan secara sengaja terhadap hukum-Nya, kendati berulang-ulang ada seruan untuk bertobat. (ayat 1, 14-16). Bacaan ini menunjuk kepada penghukuman tujuh lapis dan pernyataan perang ilahi terhadap umat perjanjian itu (ayat 18, 21, 24, 28-33).

Adalah mengherankan bahwa versi Septuaginta dari perjanjian lama menerjemahkan Imamat 26:21 sebagai berikut: “Dan jikalau setelah ini kamu berjalan dengan menentang, dan tidak rela untuk menurut kepadaku, maka Aku akan menurunkan ke atasmu tujuh bala (plegas hepta) setimpal dengan dosa-dosamu.” Inilah yang disebut dengan pernyataan “kemarahan” Tuhan (ayat 28).

Tujuan Penghakiman
burning in hell CopyAkan tetapi jika tujuan ilahi dalam tujuh bala bukanlah untuk membangkitkan pertobatan, sebagaimana halnya dengan tujuh sangkakala apakah yang akan menjadi tujuan ilahi dalam kecurahan terakhir dari murka-Nya “yang tidak bercampur” ini? Kita mencatat setidaknya tiga tujuan.

1. Untuk membangunkan pengakuan Babel bahwa melalui pemaksaan tanda binatang dan aniaya terhadap para pembangkangnya, Babel secara kejam telah menempatkan dirinya melawan Sang Pencipta Yang Mahakuasa itu sendiri. Namun pengakuan ini mengakibatkan hujatan yang keras kepala bagi nama Tuhan dan penolakan yang keras kepala untuk bertobat dan memuliakan Dia (Wahyu 16:9, 11, 21) satu perkembangan yang menunjuk kepada tujuan kedua dari penghakiman Tuhan yang menakutkan.

2. Untuk membuka kedok kekejaman yang tersembunyi terhadap Tuhan dan terhadap umat perjanjian-Nya yang setia. Tiga kali bacaan ini menekankan kekerasan hati Babel yang misterius. Ia tampaknya lebih keras kepala dibandingkan dengan Firaun Mesir zaman dahulu. Seperti dikatakan oleh Heinrich Kraft, Kelanjutan dosa yang keras kepala menghukum dirinya sendiri, yaitu bahwa ia menghalangi jalannya sendiri menuju pertobatan.”

3. Untuk membukakan kehadapan semuanya tentang buah dari hati yang menyembah binatang itu, (Wahyu 13:4, 8, 12) dan menolak untuk menanggapi seruan ilahi (Wahyu 14:6, 7; 18:1) atau kepada kekejaman penghakiman Allah (Wahyu 16:11, 21). Orang-orang jahat menyalahkan Tuhan Sang Hakim atas kejahatan yang menimpa mereka, dan mengutuk Tuhan seolah-olah Dia adalah seorang Tiran (ayat 9, 11). Maka mereka memberikan bukti bahwa mereka tidak pernah memahami kasih Allah dan pengorbanan pendamaian-Nya. Maka Babel menghukum dirinya sendiri dan menyatakan dirinya telah hilang. 

Maka bala-bala membukakan tentang hati dan perbuatan-perbuatan manusia dan sikap mereka sesungguhnya kepada Kristus. Tujuan ilahi menjadi semakin jelas, bahwa Tuhan mendorong perbuatan-perbuatan manusia untuk menghasilkan buah-buahnya sendiri. Maka Babel kemudian akan menanggung akibat dari apa yang telah diperbuatnya. Ia dihukum setimpal dengan perbuatannya.

“Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya; … Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu.” (Wahyu 16:6-20).

Demikianlah pada akhirnya keadilan menan, dan seruan dari bawah altar – demi penghakiman dan pemulihan nama baik- pada akhirnya dijawab. pada akhirnya alam semestamenjadi aman.

 
(jangan lewatkan artikel nubuatan seanjutnya yang masih sangat berhubungan)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?