Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomePendalamanNubuatanPencipta Berkata Ingatlah: Para Pakar Bersaksi (2)

Pencipta Berkata Ingatlah: Para Pakar Bersaksi (2)

Kesaksian Penganut Katolik
Pastor gereja Katolik dengan jelas mengakui perubahan-perubahan hari Sabat kepada hari Minggu. Sebenarnya pemimpin-pemimpin gereja Katolik dengan terbuka menjawab bahwa perubahan itu adalah satu tanda kekuasaan atau wibawa gereja. Perhatikan ucapan berikut: “Pemeliharaan hari Minggu oleh gereja Protestan adalah penghormatan yang mereka berikan, mengabaikan diri mereka sendiri lalu memberikannya kepada gereja Katolik.” (Plain Talk About Protesant oleh Father Segur, hlm. 213).

Perhatikan ketiga komentar ini: “Jika anda mencari dalam Alkitab untuk pemeliharaan hari Minggu, anda tak akan mendapatnya….. Adalah baik untuk mengingatkan anggota-anggota Presbyterian, Metodis, Baptis, dan semua gereja Kristen lain di luar batas gereja induk (Katolik) bahwa Alkitab tidak mendukung mereka di mana pun dalam pemelihara hari Minggu. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh satu-satunya yang dengan benar menggunakan istilah “Sabat.” Karena mereka benar-benar menyucikan hari ketujuh, dan bukan hari pertama, sebagai hari perhatian, ‘ (Clifton Tract, jld. 4, hlm. 15).

Golongan Protestan, yang membuang atau mengabaikan kuasa gereja Katolik, tidak punya alasan kuat untuk memelihara hari Minggu, dan seharusnya bahkan logisnya mereka harus memelihara hari Sabat bersama-sama dengan orang Yahudi ( American Catholic Quarterly Review, Jan 1883 ).

“Sekarang setiap anak kecil di sekolah tahu bahwa Sabat adalah hari Sabtu, hari ketujuh dalam urutan minggu, akan tetapi dengan mengecualikan Masehi Advent Hari Ketujuh, semua Protestan memelihara hari Minggu gantinya hari sabat, karena gereja Katolik mengubahnya pada abad-abad pertama Kekristenan.” (Father Bertsma, di Winnipeg Manitoba Free Press, 21 April 1884).

Kepausan dengan jelas mengakui mengubah hari Sabat dari hari Sabtu hari Ketujuh, kepada hari Minggu, hari pertama dari minggu, dan menyatakan perubahan ini membuktikan kekuasaan gereja tersebut. Seorang penulis memberi komentar: “Gereja Katolik yang sudah berdiri seribu tahun lebih dulu dari gereja Protestan, dengan kebijaksanaan misi Ketuhanannya mengubah hari Sabtu ke hari Minggu (Catholic Mirror, Sep. 1893). Sebuah penghujatan ketika menggunakan Tuhan sebagai alasan untuk memuluskan kehendak manusia.

Penulis Katolik lain berkomentar dari hal sikap Protestan atas perubahan hari Sabat. “Anda adalah seorang Protestan, dan mengaku akan mengikuti hanya Alkitab, tetapi Anda melawan huruf-huruf ayat-ayat Alkitab yang isinya jelas, lalu menaruh hari yang lain ditempat hari Sabat. Perintah untuk menyucikan hari Ketujuh adalah satu dari Sepuluh Perintah; siapa yang memberi Anda kuasa untuk mencongkel yang ke empat (tentunya ini adalah ulah gereja Katolik)? (Library of Christian Doctrine, hlm. 3).

“Protestan tidak mempunyai satu ayat Alkitab pun untuk memastikan hari perhentian (Minggu) mereka. Mereka meniadakan pemeliharaan hari Sabat Alkitab tanpa jaminan dan menjadikan hari Minggu mengganti tempatnya tanpa ada dukungan, akibatnya mereka memelihara hari Minggu hanya karena tradisi.” (Keenan’s Doctrial Catechism, hlm. 354).

“Jika Alkitab menjadi penuntun tunggal bagi orang Kristen, dengan demikian Masehi Advent Hari Ketujuh adalah benar dalam memelihara hari Sabtu bersama-sama dengan orang Yahudi. Tidakkah Aneh karena mereka (Protestan) yang menjadikan Alkitab sebagai penuntun tunggal harus menurut gereja Katolik secara tidak konsisten atau tidak konsekwen?” (The Question Box, oleh Father Conway, hlm. 179).

“Dari menggunakan akal budi dan pikiran sehat kita harus memilih salah satu dari dua pilihan ini; menjadi Protestan dengan memelihara hari Sabat atau menjadi Katolik dengan memelihara hari Minggu. Berkompromi adalah mustahil!” (American Catholic Quarterly Review, Januari 1883).

Kesaksian Penganut Babtis
baca-alkitab Copy“Sudah ada dan masih ada hukum dan perintah untuk memelihara Sabat, tapi Sabat itu bukanlah hari Minggu. Tapi ada juga yang menyebutkan, bahkan merasa memang, bahwa hari Sabat telah dipindahkan dari hari Ketujuh kepada hari Pertama dari minggu, dengan seluruh apa yang harus dilakukan, berkat-berkat dan dukungannya. Dengan sungguh-sungguh merindukan keterangan pada persoalan ini, yang sudah saya pelajari selama bertahun-tahun, saya bertanya, dimanakah catatan transaksi seperti itu didapat? Bukan dalam Alkitab Perjanjian Baru, pasti bukan. Tiada bukti Alkitab dari hal perubahan hari Sabat dari hari Ketujuh kepada hari Pertama dalam minggu.”

“Saya ingin sekali mengatakan bahwa pertanyaan dari hal Sabat dari seginya hari Sabatnya, adalah pertanyaan yang paling penting tapi paling membingungkan tentang lembaga Kekristenan sekarang ini yang menuntut perhatian dari orang-orang Kristen; satu-satunya sebab mengapa hal itu tidak menjadi perkara yang terlalu mengganggu pikiran orang Kristen dan dalam diskusi-diskusi agama, adalah karena dunia Kekristenan telah puas dengan pendirian keyakinan bahwa bagaimanapun pemindahan itu telah terjadi pada waktu permulaan sejarah Kekristenan.”

“Bagi saya tampaknya tidak mungkin Yesus, selama tiga tahun bergaul dengan mereka yang selalu membicarakan tentang Sabat dengan mereka, membiarkan mereka dari ajaran yang salah, lalu tidak menyinggung tentang pemindahan hari itu, juga selama empat puluh hari sesudah kebangkitan-Nya, perkara itu tidak pernah Dia isyaratkan, sejauh kita ketahui, bahwa Roh Suci yang diberikan agar mereka mengingat kembali segala perkara yang sudah Dia katakan kepada mereka. Bahkan murid-murid yang diberi ilham pun tidak, ketika memberitakan Injil, mendirikan gereja-gereja, tidak membicarakan atau membahas dari hal topic itu.”

“Sudah tentu, saya cukup tahu bahwa hari Minggu mulai digunakan dalam sejarah Kristen mula-mula sebagai hari untuk beribadah, seperti kita pelajari dari bapa-bapa Kristen dan dari sumber lain. Tapi sangat menyedihkan karena hal itu bersumber dan bercap kekafiran, dan dikristenkan dengan nama dewa Matahari, ketika disetujui dan disucikan oleh Kepausan yang murtad, dan diwariskan sebagai pusaka peninggalan suci bagi Gereja Protestan. (Dr. Edward T. Hiscox, penulis dari the Baptist Manual, dikutip dalam New York Examiner, Nov. 16, 1890.

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?