Friday, March 29, 2024
Google search engine
HomePendalamanNubuatanPENGADILAN PEMERIKSAAN ( Bagian 2 )

PENGADILAN PEMERIKSAAN ( Bagian 2 )

[AkhirZaman.org] Pada upacara kaabah dunia, imam besar, setelah mengadakan pendamaian bagi orang Israel, keluar dan memberkati perkumpulan orang Israel. Demikian juga Kristus, pada akhir pekerjaan-Nya sebagai Pengantara, akan menyatakan diri-Nya sekali lagi “tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia” (Ibr. 9:28), memberkati umat-Nya yang menunggu dengan kehidupan yang kekal sementara imam, yang memindahkan dosa dari tempat kudus menumpangkan dosa di atas kepala kambing jantan, demikianlah Kristus akan menempatkan dosa-dosa itu ke atas Setan, sumber dan biang keladi dosa. Kambing jantan, yang mengangkut dosa-dosa Israel, diusir “ke tanah yang tandus,” (Imamat 16:22) demikianlah juga Setan, yang menanggung kesalahan dan dosa-dosa yang telah diperbuat umat Allah oleh karena bujukannya, akan dipenjarakan di dunia ini seribu tahun lamanya, di dunia yang tidak berpenduduk, dan pada akhirnya ia akan menanggung hukuman dosa di dalam api yang membinasakan semua orang jahat. Jadi rencana agung keselamatan akan mencapai puncaknya pada pembasmia dan penghapusan dosa, dan kelepasan semua orang yang telah mau meninggalkan kejahatan.

Pada waktu yang ditentukan bagi penghakiman — akhir dari 2300 hari pada tahun 1844 — pekerjaan pemeriksaan dan penghapusan dosa di mulai. Semua orang yang pernah mengambil nama Kristus bagi dirinya harus melalui penyelidikan yang teliti. Baik yang hidup maupun yang sudah meninggal harus dihakimkan “menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab-kitab.”

Dosa-dosa yang belum disesali dan ditinggalkan tidak akan diampuni, dan dihapuskan dari kitab-kitab catatan, tetapi akan tetap ada menjadi saksi terhadap orang berdosa itu pada hari Allah. Mungkin ia telah melakukan kejahatannya itu pada terangnya hari atau pada gelapnya malam. Tetapi semuanya akan dibukakan dan dinyatakan dihadapan-Nya dengan siapa kita harus berurusan. Malaikat-malaikat Allah menyaksikan setiap dosa, dan mencatatnya di dalam catatan yang tidak pernah salah. Dosa bisa saja disembunyikan, disangkal, ditutupi dan dirahasiakan dari bapa. ibu, isteri, anak-anak dan rekan-rekan; mungkin tak seorangpun kecuali pelaku kejahatan itu yang mengetahuinya; tetapi semuanya itu akan terlihat dengan jelas di hadapan pengetahuan Surga. Kegelapan malam yang paling gelap, kerahasiaan semua tipu muslihat yang paling licik, tidak cukup untuk menutupi sesuatu pikiran dari pengetahuan Yang Abadi. Allah mempunyai catatan yang sebenarnya dan yang tepat mengenai setiap hal yang tidak benar dan setiap perbuatan yang tidak adil. Ia tidak tertipu oleh kesalehan lahiriah. Ia tidak berbuat salah dalam pertimbangan-Nya mengenai tabiat. Manusia mungkin tertipu oleh mereka yang hatinya bejat, tetapi Allah menembusi semua penyamaran dan kepura-puraan, dan membaca batin manusia.

Alangkah hikmatnya dan hebatnya pemikiran ini! Hari demi hari, berlalu ke dalam kekekalan, membawa catatan-catatan untuk kitab-kitab di Surga. Kata-kata yang pernah diucapkan, perbuatan yang pernah dilakukan, tidak pernah dapat dicabut kembali. Malaikat-malaikat telah mencatat yang baik maupun yang jahat. Penakluk terbesar dan terkuat di dunia ini sekalipun, tidak dapat menarik kembali catatan sehari saja. Tindakan-tindakan kita, perkataan-perkataan kita, bahkan motif kita yang tersembunyi sekalipun, semuanya mempunyai pengaruh dalam menentukan tujuan, kebahagiaan atau penderitaan kita. Walaupun kita bisa melupakannya, semuanya itu akan naik saksi untuk membenarkan atau mempersalahkan kita.

Sebagaimana raut muka seseorang dilukiskan oleh seorang pelukis dengan ketepatan yang tinggi, demikianlah tabiat dilukiskan dengan setia di dalam kitab-kitab di atas. Namun, betapa sedikitnya kekuatiran yang dirasakan mengenai catatan yang akan disaksikan oleh makhluk-makhluk Surga. Seandainya tabir atau selubung yang memisahkan dunia yang tampak dari dunia yang tidak tampak dapat dibuka, dan anak-anak manusia dapat memandang malaikat yang mencatat setiap perkataan dan perbuatan, yang mereka akan hadapi di depan pengadilan kelak, betapa banyak perkataan yang diucapkan setiap hari yang harus tidak diucapkan; betapa banyak perbuatan yang harus tidak dilakukan.

Dalam penghakiman, penggunaan setiap talenta akan diteliti dengan cermat. Bagaimanakah kita menggunakan modal yang dipinjamkan Surga kepada kita? Apakah Tuhan pada waktu kedatangan-Nya menerima bagian-Nya dari bunganya? Apakah kita sudah mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diberikan kepada kita, melalui tangan dan hati dan otak kita untuk memuliakan Allah dan untuk memberkati dunia ini? Bagaimanakah kita menggunakan waktu, pena, suara, uang dan pengaruh kita? Apakah yang sudah kita perbuat bagi Kristus, melalui orang-orang miskin, orang-orang yang susah dan menderita, yatim piatu, atau janda-janda? Allah telah membuat kita menjadi tempat penyimpanan firman-Nya yang suci; apakah yang telah kita lakukan dengan terang dan kebenaran yang telah diberikan kepada kita yang membuat manusia berhikmat dan menuntun kepada keselamatan? Tidak ada gunanya hanya mengaku beriman kepada Kristus, hanya kasih yang ditunjukkan melalui perbuatan, yang dianggap sejati. Dalam pemandangan Surga, hanya kasih saja yang membuat sesuatu tindakan bernilai. Apa saja yang dilakukan dengan kasih, betapapun kecilnya bagi pemandangan manusia, akan diterima dan diberi upah oleh Allah.

Sifat mementingkan diri sendiri manusia yang tersembunyi tetap nyata di dalam kitab-kitab Surga. Di sana tercatat tugsa-tugas yang tidak dilaksanakan kepada sesamanya, tentang tuntutan-tuntutan Juru Selamat yang dilupakan. Dalam kitab itu mereka akan melihat betapa seringnya waktu, pikiran, dan kekuatan yang menjadi milik Kristus diberikan kepada Setan. Betapa menyedihkan laporan yang dibawa malaikat ke Surga. Makhluk-makhluk yang cerdas, yang mengaku pengikut Kristus, begitu larut mengejar harta duniawi atau kesenangan dan kepelesiran duniawi. Uang, waktu, dan kekuatan dikorbankan demi penonjolan dan pemanjaan diri, tetapi hanya sedikit waktu yang digunakan untuk berdoa, untuk menyelidiki Alkitab, untuk merendahkan diri dan mengakui dosa.

Setan menciptakan berbagai rencana untuk mengisi pikiran kita, agar tidak memikirkan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan baik. Penipu utama itu membenci kebenaran agung yang menyingkapkan korban pendamaian, Pengantara Yang Mahakuasa itu. Setan tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung pada usahanya untuk memalingkan pikiran manusia dari Yesus dan kebenaran-Nya.

Mereka yang ingin mendapat bahagian manfaat dari pengantaraan Juru Selamat tidak boleh mengizinkan sesuatupun untuk mengganggu tugas penyucian yang sempurna dalam takut akan Allah. Jam-jam yang berharga, gantinya digunakan untuk kepelesiran, pamer, atau mencari keuntungan, harus digunakan untuk mempelajari Firman kebenaran dengan sungguh-sungguh dan dengan doa.

Pelajaran mengenai tempat kudus dan pengadilan pemeriksaan harus dimengerti dengan jelas oleh umat Allah. Semua harus mengerti kedudukan dan pekerjaan Imam Besar Agung mereka. Kalau tidak, tidak mungkin mereka mengamalkan iman yang diperlukan sekarang ini atau, menempati kedudukan yang Allah rencanakan bagi mereka. Setiap orang mempunyai jiwa-jiwa yang akan diselamatkan atau dibiarkan hilang. Masing-masing mempunyai kasus yang akan diputuskan di pengadilan Allah. Masing-masing harus menghadap Hakim Agung muka dengan muka. Betapa pentingnya, agar setiap pikiran sering-sering memikirkan pemandangan yang sungguh-sungguh dan khidmat pada waktu pengadilan dimulai dan kitab-kitab dibukakan, bilamana, bersama Daniel, setiap orang harus berdiri sendiri pada hari kesudahan.

Semua orang yang sudah menerima terang mengenai pelajaran ini harus menyaksikan kebenaran agung yang diberikan Allah kepada mereka. Tempat kudus di Surga adalah pusat pekerjaan Kristus demi manusia. Tempat kudus itu menyangkut setiap orang yang hidup di dunia ini. Ia memperlihatkan rencana keselamatan, membawa kita kepada akhir zaman dan menyatakan isu kemenangan dalam pertikaian antara kebenaran dan dosa. Adalah sangat penting agar semua menyelidiki pokok pelajaran ini, dan sanggup memberi jawaban kepada setiap orang yang bertanya mengenai pengharapan yang ada pada mereka.

Pengantaraan Kristus bagi manusia di dalam tempat yang kudus di atas adalah sama pentingnya kepada rencana keselamatan seperti kematian-Nya di atas kayu salib. Oleh kematian-Nya Ia memulaikan pekerjaan itu yang sesudah kebangkitan-Nya Dia naik untuk menyelesaikannya di Surga. Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), “di mana Yesus sebagai Perintis bagi kita.” (Iber. 6:20). Di sana terang dari salib di Golgota telah dipantulkan. Di sana kita boleh mendapat pemandangan yang lebih jelas mengenai rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan biaya tak terbatas bagi Surga; pengorbanan yang dilakukan sama dengan tuntutan paling luas hukum Allah yang sudah dilanggar itu. Yesus telah membuka jalan ke takhta Bapa, dan melalui pengantaraan-Nya keinginan sungguh-sungguh dari semua yang datang kepada-Nya dalam iman boleh disampaikan ke hadirat Allah. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” (Amsal 28:13). Jika mereka yang menyembunyikan dan memaafkan kesalahan mereka dapat melihat bagaimana Setan bersukaria atas mereka, bagaimana ia mencela Kristus dan malaikat-malaikat suci karena perbuatan-perbuatan mereka, mereka akan segera mengakui dan membuangkan dosa-dosa mereka. Melalui cacat-cacat tabiat Setan bekerja untuk menguasai seluruh pikiran, dan ia tahu bahwa jika cacat-cacat ini dipelihara, maka ia akan berhasil. Oleh sebab itu, ia terus berusaha menipu pengikut-pengikut Kristus dengan tipu muslihatnya yang berbahaya sehingga mustahil bagi mereka mengalahkannya. Tetapi Yesus memohon demi pengikut-pengikut-Nya dengan tangan-Nya yang luka dan dengan tubuh-Nya yang memar. Dan Ia menyatakan kepada semua yang mau mengikut Dia, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu” (2 Kor. 12:9). “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (<at. 11:29,30). Kalau begitu, janganlah seorangpun menganggap bahwa cacat-cacat mereka tidak bisa disembuhkan. Allah akan mengaruniakan iman dan rahmat untuk mengalahkan cacat-cacat itu.

abwas CopyKita sekarang hidup pada hari pendamaian yang besar. Dalam acara di kaabah duniawi, sementara imam besar mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, semua diharuskan merendahkan diri mereka oleh pertobatan dari dosa dan merendahkan diri di hadirat Tuhan agar mereka tidak dipisahkan dari antara umat itu. Dengan cara yang sama, semua yang mau agar namanya tetap tertulis di dalam kitab kehidupan, sekarang harus, dalam hari-hari terakhir masa percobaan itu merendahkan diri mereka di hadirat Allah oleh menyesali dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Harus ada penyelidikan hati yang sungguh-sungguh dan mendalam. Roh semberono dan menganggap enteng yang dimanjakan oleh banyak yang mengaku Kristen harus ditinggalkan. Ada peperangan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi semua orang yang mau mengalahkan kecenderungan-kecenderungan jahat yang mau menguasainya. Pekerjaan persediaan adalah pekerjaan individu, perseorangan. Kita tidak diselamatkan secara kelompok. Kesucian dan penyerahan seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini pada orang lain. Walaupun seluruh bangsa melewati pengadilan di hadirat Allah, namun Ia akan memeriksa kasus setiap orang dengan sangat teliti seolah-olah tidak ada lagi orang lain yang hidup di atas dunia ini. Setiap orang harus diuji, dan didapati “tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu” (Epes. 5:27).

Betapa khidmatnya pemandangan yang berhubungan dengan pekerjaan penutup pendamaian itu. Betapa pentingnya kepentingan-kepentingan yang terlihat di dalamnya. Pengadilan sekarang sedang berlangsung di dalam tempat kudus di atas. Pekerjaan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Tidak lama lagi — tak seorangpun tahu berapa lama lagi — akan berlanjut kepada kasus orang yang masih hidup. Di hadirat Allah yang dahsyat hidup kita akan diperiksa atau dikaji-ulang. Pada waktu ini di atas segalanya penting bagi setiap jiwa untuk memperhatikan amaran Juru Selamat, “Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.” (Mark 13:33). “Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri, dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” (Wah. 3:3).

Pada waktu pekerjaan pengadilan pemeriksaan berakhir, maka nasib semua orangpun akan ditentukan, kepada kehidupan atau kematian. Masa percobaan atau pintu kasihan ditutup sejenak sebelum Tuhan tampak di awan-awan di langit. Kristus dalam Wahyu dengan melihat kedepan kepada waktu itu, mengatakan, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiap yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” (Wah. 22:11,12).

Orang benar dan orang jahat masih akan hidup di dunia ini dalam kedaan mereka yang fana — manusia akan menanam dan membangun, makan dan minum, semuanya tidak sadar bahwa keputusan terakhir yang tidak bisa diubah telah dibuat di tempat kudus di atas. Sebelum air bah, sesudah Nuh masuk ke dalam bahtera, Allah menutupnya di dalam, sementara orang fasik di luar. Tetapi untuk selama tujuh hari lamanya orang-orang meneruskan ketidakperdulian mereka, kehidupan mereka yang cinta kepelesiran, dan ejekannya terhadap amaran pengadilan yang mengancam, tidak mengetahui bahwa kebinasaannya telah ditetapkan. “Demikian pulalah halnya kelak,” kata Juru Selamat, “pada kedatangan Anak Manusia.” (Mat. 24:39). Secara diam-diam, tidak diketahui seperti pencuri di tengah malam, akan datang saat yang menentukan yang menandakan penentuan nasib semua orang, penarikan terakhir tawaran rahmat kepada orang berdosa.

“Karena itu berjaga-jagalah . . . supaya kalau Ia tiba-tiba datang jangan kamu didapati-Nya sedang tidur.” (Mark. 13:35,36). Sangat berbahaya keadaan mereka, yang menjadi lelah dalam penantian mereka, lalu berpaling ke penarikan-penarikan dunia ini. Sementara pengusaha-pengusaha sibuk dengan usaha mereka mencari untung, sementara orang-orang yang mencintai kepelesiran memanjakan diri mereka, sementara gadis-gadis tergila-gila dengan pakaian dan perhiasan — mungkin pada waktu itulah Hakim seluruh dunia itu mengumumkan keputusan, “tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.” (Dan. 5:27).

-KA

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?