Friday, April 19, 2024
Google search engine
HomePendalamanNubuatanKEMBALINYA KRISTUS (1)

KEMBALINYA KRISTUS (1)

Tujuh Malapetaka dan Kebangkitan lstimewa
[AkhirZaman.org] Terjadi suatu gempa bumi dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu’ (Wahyu 16:17, 18). Tampaknya langit sepeti terbuka dan tertutup. Kemuliaan dari takhta Allah terlihat memancar keluar. Gunung-gunung bergoncang seperti buluh yang ditiup angin, dan batu-batu cadas berhamburan di segala sisi. . . ‘ Segenap bumi berguling-guling dan menyembur seperti gelombang laut. Permukaannya retak-retak. lnti bumi seperti menyembul keluar. Deretan gunung-gunung tenggelam. Pulau-pulau yang berpenduduk lenyap. Kota-kota pelabuhan yang sudah menyerupai Kota Sodom Karena jahatnya ditelan oleh gelombang yang mengamuk. . . . Hujan es besar, masing-masing ‘beratnya seratus pon‘ melakukan tugas penghancuran (ayat 19, 21). . . .

Kubur-kubur terbuka, dan ‘banyak dari antara orang-orang yang tidur dalam debu tanah, akan bangun, sebagian mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal‘ (Daniel 12:2). Semua yang meninggal dalam iman akan pekabaran malaikat yang ketiga keluar dari kubur dimuliakan untuk mendengarkan perjanjian damai Allah kepada mereka yang telah memelihara hukum-Nya. Juga mereka yang telah menikam Dia’ (Wahyu 1:7), mereka yang mengejek dan mencemoohkan penderitaan Kristus, dan para penentang yang paling kejam terhadap kebenaran-Nya dan umat-Nya dibangkitkan untuk memandang Dia di dalam kemuliaan-Nya, dan melihat kehormatan yang diberikan kepada yang setia dan menurut.—GC 636, 637 (1911).

Allah Mengumumkan Waktu Kedatangan Kristus Awan gelap dan tebal naik dan saling bertabrakan. Atmosfer terpecah dan tergulung. Kemudian Kita dapat melihat ke atas melalui ruang terbuka di gugusan bintang Orion, dari mana terdengar suara Allah.-EW 41 (1851).

Segera kita mendengar suara Allah seperti air bah, yang memberitahukan kepada kita hari dan jam kedatangan Yesus. Orang-orang saleh yang masih hidup, yang jumlahnya 144.000, mengenal dan memahami suara itu, sementara orang jahat menganggapnya suara guntur dan gempa bumi.- EW 15 (1851).

Sementara Allah menyebutkan hari dan jam kedatangan Yesus, dan menyampaikan perjanjian kekal kepada umat-Nya, la mengucapkan satu kalimat, lalu berhenti sejenak sementara kata-kata itu bergema ke seluruh bumi. Umat Israel Allah berdiri dengan mata mereka tertuju ke atas, mendengarkan kata-kata itu sementara itu terucap dari mulut Tuhan dan bergema ke seluruh bumi bagaikan deru halilintar yang paling keras. Suasana begitu khidmat. Pada akhir setiap kalimat orang-orang saleh berseru, ‘Mulia! Haleluyah!’ Wajah-wajah mereka bersinar dengan kemuliaan Allah, dan muka mereka bercahaya dengan kemuliaan seperti wajah Musa ketika dia turun kembali dari Sinai. Orang-orang jahat tidak dapat melihat mereka Karena kemuliaan itu. Dan ketika berkat yang tiada habis-habisnya itu diucapkan kepada mereka yang telah menghormati Allah dengan memelihara kesucian hari Sabat-Nya, terdengarlah suatu pekik kemenangan yang hebat atas binatang itu dan atas patungnya.–EW 285, 286 (1858).

Saya tidak mengetahui sedikit pun tentang waktu yang diucapkan oleh suara Allah itu. Saya dengar jamnya diumumkan, tetapi tidak bisa lngat akan jam itu setelah khayal itu sirna. Pemandangan menarik yang demikian menggetarkan dan khidmat lewat di hadapan saya itu tidak ada bahasa yang cukup memadai untuk menerangkannya. Semua itu bagi saya merupakan suatu kenyataan yang hidup, Karena pada akhir dari pemandangan itu muncullah awan putih besar di mana di atasnya duduk Anak Manusia itu.—1SM 76 (1888).

Kengerian Orang yang Sesat
Pada waktu bumi ini terhuyung-huyung seperti orang mabuk, Ketika langit bergoncang dan hari besar Tuhan itu tiba. Siapakah yang dapat bertahan? Satu sasaran yang mereka tatap dengan gemetar Ketakutan dari mana mereka berusaha untuk meluputkan diri namun sia-sia. ‘Lihatlah, la datang dengan awan; dan setiap mata memandang-Nya’ (Wahyu 1:7). Mereka yang tidak selamat mengucapkan kata-kata kutukan terhadap alam yang dungu – yaitu dewa mereka: “. . . Kepada gunung dan Kepada batu-batu karang itu, Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia yang duduk di atas takhta’ (wahyu 6: 16).-TMK 356 (1896).

Bilamana suara Allah membebaskan umat-Nya yang tertawan, terjadi suatu Keterkejutan luar biasa dari mereka yang telah Kehilangan segalanya dalam pergumulan hidup yang besar itu. . . . Keuntungan yang diperoleh seumur hidup lenyap seketika. Orang-orang kaya menangisi hancumya rumah-rumah mereka yang megah, berhamburannya emas dan perak mereka. . . . Orang jahat dipenuhi dengan penyesalan, bukan Karena Kelalaian mereka yang jahat terhadap Allah dan sesama manusia, melainkan Karena Allah telah menang; Mereka meratap karena akibatnya seperti ini, tetapi mereka tidak menyesali Kejahatan mereka.-GC 654 (1911). 

Yesus Turun Dengan Kuasa dan Kemuliaan
Tidak lama Kemudian tampaklah di sebelah Timur segumpal awan gelap, Kira-kira setengah dari besarnya Kepalan tangan manusia. ltulah awan yang menyelimuti Juru selamat yang dari Kejauhan tampak terselubung dalam Kegelapan. Umat Allah mengenal bahwa inilah tanda AnaK Manusia itu. Dengan kehenlngan mencekam mereka menatap ke arahnya sementara itu makin mendekat ke bumi, menjadi leblh terang dan makin mulia, sampai menjadl gumpalan awan ptih yang besar, yang bagian dasarnya berupa satu kemuliaan yang bernyala-nyala bagai api, dan di atasnya ada pelangi perjanjian. Yesus bergerak maju sebagai seorang pemenang yang perkasa. . . .

Diiringi nyanyian berirama surgawi Malaikat-Malaikat Kudus yang banyaknya tak terhitung itu mengawal Dia dalam pelayanan-Nya.- Langit tampak dipenuhi dengan sosok-sosok gemerlapan – sepuluh ribu kali sepuluh ribu dan beribu-ribu. Tidak ada pena manusia dapat melukiskan pemandangan tersebut, tidak ada pikiran yang fana mampu membayangkan kemuliaannya. . . .

Raja atas segala raja itu turun dengan gumpalan awan, terbungkus dalam api yang bernyala-nyala. Langit tergulung seperti gulungan kertas, bumi bergetar di hadapan-Nya, dan tiap gunung dan pulau berpindah dari tempatnya.-GC 640-642 (1911).

Reaksi Mereka yang Menikam Dia
Mereka yang bertindak paling kejam dalam penolakan dan penyaliban Kristus bangkit untuk melihat Dia sebagaimana la ada, dan mereka yang telah menolak Kristus bangkit menyaksikan orang saleh dimuliakan, dan pada waktu itulah orang-orang saleh diubahkan dalam sesaat, dalam sekejap mata, dan diangkat untuk menemui Tuhan mereka di angkasa. Orang-orang yang memakaikan jubah ungu kepada-Nya dan memahkotai-Nya dengan duri pada kepala-Nya, dan mereka yang memukulkan paku-paku pada tangan dan kaki-Nya, memandang kepada-Nya dan menangis.—9MK 252 (1886).

Mereka teringat bagaimana kasih-Nya itu telah diremehkan dan belas kasihan-Hya dilecehkan. Mereka teringat bagaimana Barabas, seorang pembunuh dan perampok, telah dipilih menggantikan-Hya, bagaimana Yesus telah dimahkotai dengan duri lalu disiksa dan disalibkan, bagaimana pada saat-saat penderitaan-Nya di kayu salib para imam dan penguasa mengejek-Nya dengan berkata: ‘Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya’ (Markus 15:51, 52). Segala hinaan dan ejekan yang dilontarkan kepada Kristus, semua penderitaan yang didatangkan kepada murid-murid-Nya, akan segar dalam lngatan mereka seperti pada waktu perbuatan-perbuatan lblis itu dilakukan.

Suara yang mereka sering dengar dalam permohonan dan bujukan akan kembali mendengung di telinga mereka. Setiap nada permintaan yang Jemah lembut akan bergetar jelas dalam telinga mereka seperti ketika Juru selamat itu berbicara di kaabah maupun di pinggir jalan. Lalu mereka yang menikam Dia akan berseru kepada batu-batu gunung supaya menimpa mereka dan menudungi mereka dari wajah Dia yang duduk di atas takhta itu dan dari murka Anak Domba itu.-Surat 131, 1900. 

“Bangunlah, kamu yang Tertidur, Bangkitlah!”
Awan itu mulai tergulung bagaikan gulungan kertas, dan kelihatanlah tanda yang terang dan jelas dari Anak Manusia. Anak-anak Allah mengenal apa artinya awan itu. Suara musik terdengar, dan sementara itu makin benambah dekat kubur-kubur pun terbuka dan orang mati dibangkitkan.-9MB 251-252 (1886).

Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang talah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum’ (Yohanes 5:28, 29). Suara ini segera berkumandang ke semua orang yang mati, dan setiap orang saleh yang tidur dalam Yesus akan bangkit dan meninggalkan penjaranya itu.-Ms 137, 1897. 

Orang-orang mati yang mulia itu, mulai dari Adam sampai kepada orang saleh terakhir yang mati, akan mendengar suara Putra Allah itu dan keluar dari kuburnya kepada hidup yang kekal.-DA 606 (1898). 

Di tengah-tengah bumi yang terhuyung-huyung, sambaran kilat dan gelegar halilintar, suara Putra Allah itu memanggil keluar orang-orang saleh yang tidur. la memandang kubur-kubur orang benar itu, kemudian sambil mengangkat tangan-Nya ke langit, la berseru: ‘Bangun, bangun, bangunlah. Hai kamu yang tidur dalam debu, dan bangkitlah!‘ Dari seluruh panjang dan lebar bumi ini orang mati akan mendengarkan suara itu, dan mereka yang mendengar suara itu akan hidup. Maka segenap bumi akan bergemuruh dengan derap langkah bala tentara yang besar dari segala bangsa, kaum, bahasa dan suku. Dari rumah penjara kematian mereka itu datang, berpakaikan kemuliaan kekal, sambil berseru: ‘Hai maut, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1 Korintus 15:55). Lalu orang-orang; benar yang masih hidup dan orang-orang salah yang dibangkitkan itu menyatukan suara mereka dalam suatu pekik kemenangan kegembiraan yang panjang.–GC 64-4 (1911).

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments

Anda rindu Didoakan dan Bertanya?